Bismillah,
Semalam saya menghadiri satu halaqah di Maktab Besut. Di awal2nya lagi kami diingatkan tentang surah dalam Surah At Taubah ini. Saya jadi sangat teringat kepada semua teman2 seperjuangan dahulu kerana di zaman saya mengenal jemaah, memang ramai sekali yang mengajar kami tentang surah At Taubah.
Apa yang terkandung di dalam ayat 23-24 dalam surah ini adalah :
- Sebagai peringatan kepada kita (umat Islam yang BERIMAN) supaya bersahabat dengan orang yang beriman. Bukanlah tidak boleh berkawan dengan non Muslim tetapi 'bersahabat'lah dengan orang Muslim mu'min.
- Allah telah memberitahu bahawa manusia selalu mendahulukan keduniaan berbanding hal2 untuk menegakkan agama dalam diri apatah lagi dalam mendapatkan sebuah negara Islam.
- Andai kita melebihkan dunia, maka tunggu sahajalah ketentuan ALLAH..ya ALLAH takutnya rasa andai diri ini melebihkan dunia sehingga terlupa bahawa Akhirat itu pasti :(
- Oleh itu, marilah sama2 merenung kembali sama ada diri kita berat kemana, akhiratkah atau dunia
Saya sertakan bersama Asbabun Nuzul ayat ini buat rujukan bersama
23 | Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali (mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.(QS. 9:23) |
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul:: |
|
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 23
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ (23)
Ayat ini diturunkan sehubungan dengan sikap sebagian kaum Muslimin sewaktu diperintah hijrah ke Madinah, mereka menjawab: "Jika kami hijrah, putuslah hubungan kami dengan orang-orang tua kami, anak-anak dan famili-famili kami, hancurlah perdagangan kami dan akhirnya kami menjadi orang yang sia-sia."
Di dalam ayat ini Allah swt. melarang orang yang beriman menjadikan ibu bapak dan saudara-saudara mereka yang masih kafir menjadi pemimpin karena dikhawatirkan mereka akan mengetahui keadaan kaum muslim dan kekuatan persiapannya. Perbuatan yang serupa itu akan berarti kekuatan bagi kaum kafir untuk menentang kaum Muslimin.
Orang-orang mukmin yang tidak menaati larangan itu, yaitu di dalam keadaan perang, mereka masih membantu orang-orang kafir karena yang dibantu itu ada hubungan kekeluargaan. Orang yang demikian itu adalah orang yang lalim terhadap dirinya dan terhadap pengikut-pengikutnya. |
|
24 | Katakanlah: `Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.` Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.(QS. 9:24) |
::Terjemahan:: ::Tafsir:: ::Asbabun Nuzul:: |
|
Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah At Taubah 24
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (24)
Pada ayat ini Allah memberikan peringatan bahwa jika orang-orang yang beriman lebih mencintai bapak-bapaknya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, istri-istrinya, kaum keluarganya, harta kekayaannya, perniagaannya dan rumah-rumahnya daripada mencintai Allah dan Rasul-Nya serta berjihad menegakkan Asma-Nya, maka biarlah mereka berbuat demikian sampai datang saatnya, bahwa Allah akan mendatangkan siksa kepada mereka cepat atau lambat, mereka yang bersikap demikian itu adalah orang-orang fasik yang tidak akan mendapat hidayah dari Allah swt. Dengan demikian ayat ini memberi peringatan sebagai berikut:
1. Bahwa cinta anak terhadap bapak adalah naluri yang ada pada tiap-tiap diri manusia. Anak sebagai keturunan dari bapaknya adalah mewarisi sebagian sifat-sifat dari tabiat-tabiat bapaknya.
2. Bahwa cinta bapak kepada anaknya adalah naluri juga, bahkan lebih mendalam lagi karena anak merupakan jantung hati yang diharapkan melanjutkan keturunan dan meneruskan sejarah hidupnya. Dalam hal ini bapak rela menanggung segala macam pengorbanan untuk kebahagiaan masa depan anaknya.
3. Bahwa cinta kepada saudara dan karib kerabat adalah suatu cinta yang berjalan dalam rangka pelaksanaan hidup dan kehidupan tolong-menolong, bantu-membantu dan bela-membela baik kehidupan rumah tangga maupun kehidupan bermasyarakat. Cinta yang demikian itu akan menumbuhkan perasaan hormat-menghormati dan sayang-menyayangi.
4. Bahwa cinta suami istri adalah cinta yang terpadu antara dua jenis makhluk yang akan membina keturunan dan membangun rumah tangga untuk kebahagiaan hidup dan kehidupan dalam dunia dan akhirat. Oleh karena itu keutuhan hubungan suami istri yang harmonis menjadi pokok bagi kerukunan dan kebahagiaan hidup dan kehidupan yang diidam-idamkan.
5. Bahwa cinta terhadap harta dalam segala jenis bentuknya baik harta usaha, warisan, perdagangan maupun rumah tempat tinggal dan lain-lain adalah cinta yang sudah menjadi tabiat manusia. Semua yang dicintai merupakan kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan bagi hidup dan kehidupan manusia yang diusahakannya dengan menempuh segala jalan yang dihalalkan Allah swt. Adapun cinta kepada Allah swt. wajib didahulukan daripada segala macam cinta tersebut di atas karena Dialah yang memberi hidup dan kehidupan dengan segala macam karunia-Nya kepada manusia dan Dialah yang bersifat sempurna dan Maha Suci dari segala kekurangan. Begitu juga cinta kepada Rasulullah saw. haruslah lebih dahulu diutamakan pula karena Rasulullah saw. itu diutus Allah swt. untuk membawa petunjuk dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Firman Allah:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
Artinya:
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.
(Q.S. Ali Imran: 31)
Dan sabda Rasulullah saw.:
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين
Artinya:
Tidaklah sempurna iman salah seorang kamu sebelum ia mencintai aku lebih dari mencintai orang tuanya, anak anaknya dan manusia seluruhnya.
(H.R. Bukhari, dan Muslim dari Anas)
|
|
gud sharing & peringatan..
ReplyDelete