Bismillah,
Suatu hari anakanda bertanya, "Umi, kenapa makanan tak sihat semua sedap-sedap?". Bimbang diri masak tidak seberapa maka soalan balas diberikan, "Makanan yang sihat tak sedap ke?". Lalu dijawab, "Bukan macam tu, bila tengok makanan tak sihat, terasa macam berselera nak makan".
Begitulah anakku, godaan dunia. Entah siapalah yang mencipta perasa dan pewarna demi mahu menipumu. Menipu dari apa? Dari mengikut firman Allah yang berikut :
"Hai Rasul-Rasul, makanlah makanan dari yang baik-baik, dan kerjakanlah amal sholeh, sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
-- al Mukminun : 51
Mereka itu mahu anakku melihat bahawa makanan yang sedap itu baik dan makanan yang cantik juga baik. Mereka membuatkan selera anakku mati pada makanan yang baik sehingga terpaksa para ibu menyediakan stok makanan yang diproses dengan segala jenis gula, warna, perasa, pengawet.
Ada satu hadits menyatakan para sahabat r.a bertanya kepada Rasulullah saw., "Ya Rasulullah, nikmat manakah yang telah kita terima? Roti gandum, itupun tidak mengenyangkan." Maka Allah swt menurunkan wahyu,"Tanyakan kepada mereka "Tidakkah kamu memakai pakaian? Tidakkah kamu minum air dingin? Yang demikian itu pun adalah nikmat-nikmat Allah."
Mereka tidak hanya mengalihkan rasa cinta mu dari cinta akhirat kepada cinta dunia, tetapi mereka turut mahu menghilangkan rasa syukurmu, dan ia tidak berakhir di situ sayangku. Mereka mahu meragut nikmat kesihatan yang ada padamu dengan makanan perosak itu.
Dalam sebuah hadits diberitahukan bahawa yang paling awal akan ditanya pada hari kiamat adalah mengenai kesihatan tubuh dan air dingin yang telah diminum. Dalam hadits lain diriwayatkan bahwa nikmat-nikmat yang akan dipersoalkan adalah, roti yang telah mengenyangkan, air sejuk yang telah menghilangkan dahaga dan kain yang telah dipakai untuk menutup aurat.
Entah apa pula yang harus umi jawab jika umi disoal bagaimana umi mengajarkan anak-anak untuk menjaga kesihatan. Sekalipun kasihankan kalian kerana teringin makanan seperti itu, tetapi tanggungjawab umi dan abah tidak boleh dipinggirkan begitu sahaja. Serasanya, lebih baik kami bermula lebih awal sebelum kalian menjadi buluh yang sukar dilentur.
Dalam sebuah hadits diceritakan bahwa pada suatu tengah hari, ketika cuaca panas terik, Abu Bakar Sidik r.a. keluar dari rumahnya kemudian mendatangi masjid Nabawi dengan keadaan gelisah. Ketika diketahui oleh Umar r.a. maka beliau pun datang ke masjid itu lalu bertanya kepada Abu Bakar r.a. "Untuk apakah engkau berada di sini dalam keadaaan begitu panas terik?" Beliau r.a. menjawab, "Terpaksa, karena saya menderita lapar." Umar r.a. berkata, "Demi Zat yang nyawaku berada dalam genggaman-Nya, itu pulalah yang menyebabkan saya datang ke sini."Sementara itu Rasulullah saw. pun datang ke masjid itu kemudian bertanya kepada mereka, "Untuk apakah kalian datang ke sini?" Mereka menjawab, "Kami terpaksa ya Rasulullah, karena menderita kelaparan yang tidak tertahankan." Maka Rasulullah saw. juga berkata, " Hal itu pulalah yang menyebabkan saya datang ke sini."
Kemudian ketiga-tiganya berangkat hingga sampai di rumah Abu Ayub Ansari r.a. yang pada waktu itu tidak ada di rumah, tapi isterinya menyambut dengan begitu gembira. Rasulullah bertanya, "Kemanakah Abu Ayub?’ Isteri Abu Ayub berkata bahwa suaminya sebentar lagi akan pulang. Tidak berapa lama kemudian Abu Ayub pun tiba, segera beliau memetik setangkai buah kurma lalu menghidangkannya. Rasulullah saw. bertanya, "Mengapa dibawa setangkai yang buahnya sebagian matang sebagian mentah. Bukankah lebih baik jika dibawa yang matang saja.
Abu Ayub r.a. menjawab, "Saya membawa semuanya, agar dapat memilih, karena ada yang senang buah kurma matang ada pula yang senang buah kurma mentah."
Mereka pun kemudian memakan kurma itu, sementara Abu Ayub r.a. menyembelih seekor anak kambing kemudian setengah dagingnya digoreng dan setengah lagi digulai kemudian dihidangkan di hadapan tamu yang mulia itu. Rasulullah saw. mengambil sepotong roti dan sedikit daging kemudian diserahkan kepada Abu Ayub Ansari r.a. sambil bersabda, "Makanan ini hendaknya engkau sampaikan kepada anak kesayanganku Fatimah, karena sudah beberapa hari dia tidak memperoleh makanan." Beliau segera pergi menyampaikan makanan itu kepada Fatimah r.a.
Mereka pun memakan roti dan daging itu. Kemudian Rasulullah saw. berkata, "Kita telah menikmati roti, daging, buah kurma baik yang masak maupun yang mentah ." Air mata Rasulullah saw. bercucuran sambil bersabda, " Inilah nikmat-nikmat yang akan ditanya pada hari kiamat." Mendengar hal itu para sahabat r.a. terkejut dan merasa sedih (karena kenikmatan itu diperoleh setelah menderita kelaparan yang amat sangat, dan akan ditanya pada hari kiamat). Rasulullah saw. bersabda," Mensyukuri nikmat-nikmat Allah itu telah diwajiban dan caranya adalah, mulailah makan dengan mengucapkan Bismillah dan apabila selesai menikmatinya, bacalah "Segala puji bagi Allah yang telah mengenyangkan kami dan memberi kami kenikmatan yang banyak".
Seperti firman Allah berkenaan kesedapan dan kenikmatan dunia ini :
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, perhiasan dan hanya bermegah-megahan antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, deperti hujan yang tanaman-tanamanyamengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya menguning kemudian menjadi hancur.Dan di akhirat nanti ada azab yang keras san dan ampunan dari Allah serta keridlhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu ( Q.S. AL-HADID : 20)
Dengan apa lagi boleh umi dan abah hiburkan hati kalian? Sekadar menggalakkan kalian selalu beramal soleh, dan seterusnya nantikan kesedapan yang berkekalan disyurga kelak sahaja.
Hati umi menjadi lebih terharu tatkala terdengar perbualan kalian tentang iklan aiskrim, "Ellehhhh.. Aiskrim tu nampak je cantik, aiskrim di syurga nanti lagi sedap".
No comments:
Post a Comment
Please Leave A Cool Message For Me ;) Peace!!!