Penyusun: Raehanul Bahraen
-Dalam pelajaran tauhid, salah satu yang dibahas adalah tauhid asma wa sifat iaitu mengenal Allah melalui nama-nama dan sifat-Nya
-Salah satu sifat Allah adalah memiliki wajah, yang sering sekali kita baca dalil dalam ayat Al-Quran yang menyebut “mengharapkan wajah Allah”[1]
-Ini wajah hakiki, bukan ditakwil (diselewengkan maknanya), hanya saja hakikat dan bagaimana bentuknya kita tidak tahu dan tugas kita hanya meyakini saja bahwa Allah memiliki wajah. Pastilah tidak boleh kita gambarkan walau dengan bayangan bawah mata atau dengan kata-kata.
Allah Ta’ala berfirman,
لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ وَلا يَرْهَقُ وُجُوهَهُمْ قَتَرٌ وَلا ذِلَّةٌ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (syurga) dan tambahannya (melihat wajah Allah). Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Yunus: 26)
Makna “ziyadah” (زِيَادَةٌ) adalah tambahan nikmat bagi penduduk syurga iaitu melihat wajah Allah sebagaimana ahli tafsir Ibnu Katsir رحمه الله mentafsirkan, beliau berkata:
وأفضل من ذلك وأعلاه النظر إلى وجهه الكريم
“Tambahan yang paling baik dan tertinggi adalah melihat kepada wajah Allah yang mulia” (Tafsir Ibnu Katsir)
Berikut beberapa dalil lainnya:
1. Seorang mukmin akan berseri-seri melihat wajah Rabbnya di hari kiamat sebagaimana dalam Al-Quran[2]
2. Kenikmatan tertinggi di syurga adalah melihat wajah Allah yang mulia sebagaimana dalam hadith [3]
3. Kita diajarkan berdoa agar dapat melihat wajah Allah, sebagaimana doa Rasulullah ﷺ [4[
4. Orang kafir di hari kiamat akan terhalangi melihat Rabb mereka, sebagaimana dalam Al-Quran [5]
-Perlu diketahui bahawa kita tak akan dapat melihat Allah di dunia. Kita hanya dapat melihat Allah di akhirat setelah manusia merasakan kematian, sebagaimana dalam hadith [6], inilah maksud ayat bahawa Allah tidak dapat dicapai dengan penglihatan mata, iaitu penglihatan mata di dunia, adapun di akhirat maka dapatlah kita melihat wajah Allah yang Mulia [7]
-Maka, cita-citamu harus tinggi iaitu masuk syurga tertinggi dan melihat wajah Allah yang mulia, jangan sampai kita tidak tahu kenikmatan terbesar ini kerana tidak belajar tetapi ingin mendapatkan kenikmatan tertinggi di syurga
-Semoga kita selalu semangat belajar tauhid, menerapkannya serta mendakwahkannya
Laboratorium RS Manambai, Sumbawa Besar – Sabalong Samalewa
[1] Misalnya hadith:
إن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله يبتغي بذلك وجه الله عز وجل
“Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang mengucapkan Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dengan mengharapkan wajah Allah ‘ﷻ.” (HR. Bukhari dan Muslim).
[2] Allah Ta’ala berfirman,
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ
“Muka mereka (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnya mereka melihat.” (QS. Al-Qiyamah: 22-23)
[3] Rasulullah ﷺ bersabda,
“Jika penghuni syurga telah masuk syurga, Allah ta’ala berfirman: “Apakah kalian mau tambahan nikmat (dari kenikmatan syurga yang telah kalian peroleh)?
Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Dan Engkau telah memasukkan kami ke dalam syurga dan menyelamatkan kami dari neraka?
Kemudian Allah singkap hijab (penutup wajahNya yang mulia), dan mereka mengatakan,
فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزٌّ
Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah Ta’ala (HR. Muslim)
[4] Doa beliau adalah:
أَسْأَلُكَ لَذَّةَ النَّظَرِ إِلَى وَجْهِكَ
“dan aku memohon kenikmatan memandang wajah-Mu” (HR. An-Nasai, Ahmad , shahih dan lainnya).
[5] Allah Ta’ala berfirman,
كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ
“Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka (orang-orang kafir) pada hari kiamat benar-benar terhalang dari (melihat) Rabb mereka.” (al-Muthaffifin/83:15)
[6] Rasulullah ﷺ bersabda,
تَعَلَّمُوا أَنَّهُ لَنْ يَرَى أَحَدٌ مِنْكُمْ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ حَتَّى يَمُوتَ
“Ketahuilah, tidak ada seorangpun di antara kamu yang (bisa) melihat Rabb-nya (Allah) Azza wa Jalla sampai dia mati (di akhirat nanti).” (HR. Muslim).
[7] Ayatnya adalah:
لا تُدْرِكُهُ الأبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
“Dia tidak dapat dicapai (diliputi) oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu, dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui” (QS al-An’aam:103).